MADIUN – Angka penularan penyakit HIV/Aids meningkat cepat. Hal i ni membuat Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Madiun kian gencar melaksanakan sosialisasi penanganan hingga pencegahan penularan.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah sosialisasi dan pengarahan mengonsumsi obat rutin yang diikuti sekitar 25 penderita HIV/AIds, yang dilaksanakan di Kantor KPA Kabupaten Madiun. “Kami semakin gencar melaksanakan kegiatan dan sosialisasi karena peningkatan jumlah penderita yang terdeteksi mengalami kenaikan hingga 105 persen hanya dalam kurun waktu 10 bulan terakhir,” terang Pengelolah Program KPA Kabupaten Madiun, Hery Setiawan seperti dilansir surya.co.id, Kamis (17/10/2013).
Hery mengungkapkan hanya dalam kurun waktu selama 15 hari kemarin, sudah ada 6 penderita Aids dan 2 orang penderita HIV yang terdeteksi. Bahkan, diantara mereka itu ada yang satu keluarga yakni terdiri dari bapak, ibu dan anaknya. Sedangkan selama Januari hingga Oktober sudah ada sebanyak 65 penderita HIV/AIds yang terdeteksi.
“Kalau mereka tak ditangani khusus layaknya satu keluarga di Kecamatan Dagangan itu, maka kasihan mereka tidak mendapatkan pencerahan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Hery mengungkapkan hanya dalam kurun 15 hari terakhir, ada sebanyak 3 orang penderita yang tewas karena penyakit mematikan itu. Sehingga dalam kuruang 10 bulan terakhir, sudah ada 20 penderita yang meningggal dunia.
Padahal, Tahun 2012 hanya ada 18 penderita tewas dan selama kurun waktu Tahun 2002-2013 ada 86 penderita tewas dari total sebanyak 256 penderita HIV/Aids asal Kabupaten Madiun.
“Kalau kenaikan Tahun 2012 lalu hanya 50 persen setahun, tahun ini belum sampai akhir sudah naik 105 persen. Makanya, kami sosialisasi hari ini bukan hanya soal ketertiban mengkonsumsi obat, akan tetapi juga korelasi antara Tubercolosis (TBC) dan HIV / Aids,” ungkapnya.
Sedangkan Lina aktivis Penanganggulangan Aids Kota dan Kabupaten Madiun, tidak hanya penderita di Kabupaten yang mengalami peningkatan di Kota Madiun juga mengalami peningkatan. Namun, data keseluruhannya dirinya tidak membawanya khusus untuk penderita di Kota Madiun.
“Sebagian besar karena hubungan seks berganti-ganti pasangan. Ada yang dikucilkan keluarganya malah diberi makan menggunakan piring plastik khusus, makanya kami akan serius menangani mereka,” ucapnya.
Sementara salah seorang pengidap HIV, SP (36) mengaku jika terdeteksi sejak 4 bulan lalu. Hal itu, setelah setahun berhenti menjadi pekerja malam. Lelaki ini mengungkapkan awal terdeteksinya karena badannya sering panas dan dingin serta berat badannya turun drastis hingga 40 kilogram hanya dalam sebulan.
“Tetapi, karena saya rutin mengkonsumsi obat tiap hari 2 kali yakni pagi dan malam, sekarang berat badan saya sudah naik 50 kilogram,” paparnya.
Selain itu, SP mengaku sudah kapok dengan bekerja di dunia malam. Dirinya mengaku suka sesama lawan jenis, sejak berusia 7 tahun, akan tetapi sudah berani berdandan sekitar usia 17 tahun. Selain itu, sudah berhubungan badan dengan sesama jenis sejak usia 17 tahun itu.
“Karena saat divonis membuat saya stress, makanya sekarang lebih baik saya beribadah dan rutin mengkonsumsi obat dari KPA serta rutin memeriksakan diri saja,” ungkapnya.
Sementara, selama ini SP yang belum berkeluarga itu belum berani menceritakan semuanya ke keluarga besarnya. Alasannya, takut mala dikucilkan keluarganya.
“Mudah-mudahan semua berjalan sesuai harapan saya. Meski tak bisa disembuhkan paling tidak berat badan saya normal kembali dan berusaha hidup sehat,” pungkasnya. (Sumber: surya.co.id)