BANGKALAN – Kantor Harian Radar Madura Biro Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dirusak preman, Kamis 27 Juni 2013. “Mereka protes atas berita yang kami tulis,” kata Kepala Biro Radar Madura Bangkalan, Ryan kepada Tempo, Kamis 27 Juni 2013.
Tidak hanya protes, menurut Ryan, belasan penyerang itu juga merusak berbagai inventaris kantor seperti televisi, kursi dan meja. Namun Ryan mengaku tidak tahu siapa dan dari mana kelompok perusak tersebut. “Mereka keberatan, kami menulis soal tenaga harian lepas di lingkungan Pemkab Bangkalan,” ujarnya tanpa merinci lebih jauh.
Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sulistyono mengatakan, selain merusak kantor Radar, massa yang diketahui berjumlah sekitar 15 orang juga memukul pegawai Radar Bangkalan. “Tidak parah, hanya ditonjok,” katanya.
Soal siapa pelaku penyerangan, kata dia, polisi masih melakukan penyelidikan. Hanya yang pasti para pelaku memprotes pemberitaan di harian Radar Madura yang terbit hari Rabu soal pungutan uang pelicin dari tenaga harian lepas Bangkalan. “Mungkin juga terkait berita Desa Tangkel kampung narkoba,” jelasnya.
Anggota Aliansi Jurnalis Independen Surabaya di Madura Muhammad Ghozi mengecam aksi premanisme terhadap jurnalis dan lembaga pers ini. “Kalau protes pakai hak jawab, jangan pakai kekerasan,” katanya.
Menurut catatan Ghozi, kekerasan terhadap pers dan jurnalis di Madura meningkat tajam. Tahun 2011 lalu hanya 1 kasus kekerasan yang menimpa kantor televisi lokal Madura Chanel. Tapi pada 2012 hingga medio 2013 tercatat sudah lima kasus kekerasan terkait karya jurnalistik wartawan.
“Dua kasus di Sumenep, 1 kasus di Pamekasan, 1 kasus di Sampang dan terakhir di Bangkalan,” ujarnya. (Sumber: tempo.co)