PSK Ngantang-Pujon Mau Alih Profesi

MALANG, Pekerja Seks Komersial (PSK) yang berada di Kecamatan Pujon dan Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang bersedia meninggalkan lokalisasi. Hal itu setelah mereka mengikuti bimbingan dan motivasi yang diadakan Dinsos dan LSM Paramitra pada Senin (4/3/2013) lalu.

“Memang masih pernyataan secara lisan. Tapi nanti kalau semuanya sudah kita siapkan, kan ada BAP (berita acara perkara)-nya. Sehingga ada pernyataan tertulis,” kata Sri Wahjuni Pudji Lestari, Kadinsos Kabupaten Malang seperti dikutip surya.co.id, Kamis (7/3/2013). Jumlah penghuni lokalisasi yang siap meninggalkan profesinya sebanyak 50 orang.

Rinciannya dari lokalisasi di Pujon ada  29 orang dan di lokalisasi Ngantang ada 21 orang. “Pada intinya, lokalisasi mereka bersedia ditutup atau keluar dengan catatan mereka minta diberikan pemberdayaan & keterampilan,” kata Yayuk, panggilannya. Selain PSK, mucikarinya juga ingin mendapat perhatian berupa pembekalan keterampilan.

“Mereka mau dilatih apa saja, asal bukan menjahit,” terangnya. Usia PSK di Ngantang masih muda atau usia produktif. Namun di Pujon, usianya beragam. “Malah sudah ada yang tua dan memang ingin keluar untuk momong cucu,” ceritanya. Soal bantuan permodalan untuk mereka yang mau keluar dari lokalisasi, kata Yayuk memang ada. Tapi ia tidak bersedia menyebut angkanya.

Ia berharap, dengan pemberian keterampilan dan diberdayakan, mereka diharapkan tidak kembali ke profesinya. “Apalagi program kerja Pak de Karwo, Gubernur Jatim, sampai 2014, Jawa Timur sudah bebas dari lokalisasi. Karena sudah ada 50 PSK yang ingin mentas dari lokalisasi, Dinsos makin bersemangat mencari PSK lagi untuk dimandirikan.

Pada tahun lalu, ada sembilan PSK yang diberdayakan dan keluar dari lokalisasi. Menurut Yayuk, yang sudah keluar maupun yang akan keluar nanti akan terus dipantau agar tidak kembali lagi ke profesi lama. (sumber: surya.co.id)