Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya mengikuti workshop bertajuk ‘Hoax Busting and Digital Hygiene’ yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jumat (27/4/2018).
Workshop tingkat dasar yang digelar setengah hari ini melibatkan kerjasama dengan Google News Initiative, Internews, Departemen mata Kuliah Umum UK Petra, dan Discerning.
Dalam workshop ini, para mahasiswa dibekali kemampuan untuk mengenali konten-konten hoax yang bersliweran di berbagai media sosial dan media massa. Mereka juga mendapatkan ilmu-ilmu praktis untuk mengamankan data-data pribadi yang mereka unggah ke internet.
Miftah Faridl, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya mengatakan, workshop semacam ini penting untuk diberikan kepada para mahasiswa. Lewat kegiatan ini diharapkan mereka lebih bijak dalam mengonsumsi dan mendistribusikan ulang informasi-informasi yang kian cepat beredar.
“Kami juga ingin agar mereka menjadi agen-agen yang menularkan kemampuan memilah informasi. Setelah dari workshop ini, mereka kami harapkan akan menularkan ilmunya ke teman-temannya,” ujar Faridl.
Dia menyebutkan, hoax adalah sesuatu yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Pasalnya, dengan perkembangan internet dan media sosial, hoax semakin mudah tersebar dan penyebarannya itu tidak akan berhenti.
“Karena itu masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang literasi media. Jadi meski hoax terus beredar, tetapi masyarakat sendiri sudah bisa menangkalnya,” sambungnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UK Petra, R Arja Sadjiarto mengapresiasi workshop yang digelar di kampusnya ini.
Menurut Arja, hoax bukanlah barang baru. Bahkan sebelum internet tumbuh kian pesat, hoax sudah ada dan menyebar lewat media-media yang sudah ada.
“Tetapi dengan adanya internet, penyebarannya semakin cepat. Karena itu, memang kita semua perlu tahu bagaimana upaya dan langkah-langkah agar tidak menjadi korbannya,” kata Arja.