Febri, Osa, Tio, Nike, Bima, dan sejumlah mahasiswa dan dosen lain sedang sibuk praktek merekam gambar di lingkungan kampus Widya Mandala di Kalijudan. Selevan merekam segerombolan ikan koi sembari berusaha menyentuh ikan-ikan itu. Di sudut lain, Tris mendekatkan ponselnya ke sebuah hiasan natal yang tergantung di pintu untuk mendapatkan gambar detil. Rata-rata mereka menggunakan ponsel tapi juga ada yang menggunakan kamera mirrorless.
Hasil praktek kemudian didiskusikan. Dari pengakuan para peserta, banyak dari mereka yang hingga pelaksanaan pelatihan belum memahami bagaimana kamera pada ponselnya bekerja. “Saya tadi harus agak berlama-lama untuk mengoperasikan kamera hape saya. Karena memang saya belum pernah memanfaatkan secara maksimal,” kata Athony seorang dosen jurusan Fisika.
Aktivitas itu adalah bagian dari pelatihan video jurnalistik yang diadakan Ring Fokus dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Sebelum praktek, mereka mendapat teori dasar video jurnalistik meliputi komposisi gambar, perencanaan liputan, dan editing. Selain teori, para peserta juga diajak aktiv mengamati dan memelajari contoh-contoh berita televisi serta berdiskusi.
Setelah mendapat teori dan sedikit praktek, peserta menentukan sendiri topik liputan yang akan mereka buat. Karya para peserta akan dipresentasikan pada pertemuan kedua untuk dievaluasi dan jika diperlukan bisa direvisi. Pelatihan ini diadakan dua kali Sabtu yaitu pada 20 dan 27 Januari 2018.
Pelatihan ini digagas untuk memberdayakan jurnalis warga agar karyanya layak disajikan ke publik. Sekalipun bukan jurnalis profesional, tapi karya mereka harus melalui perencanaan yang matang. Sempat terjadi diskusi yang menegangkan lantaran ada beberapa peserta yang tidak tahu mau liputan apa.
Proses peliputanpun harus memenuhi etika seperti minta ijin pada narasumber, dan tidak menerima suap dari siapapun. Verifikasi data juga menjadi tanggung jawab para peserta dalam berkarya.