Gelar Nobar ‘A Thousand Cuts’, AJI Surabaya Dorong Profesionalisme dan Independensi Jurnalis di Madura

PAMEKASAN, 13 NOVEMBER 2021 – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya menggelar nonton bareng dan diskusi film A Thousand Cuts di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa TImur, Jumat (12/11/2021) malam.

A Thousand Cuts adalah sebuah film dokumenter garapan sutradara Ramona S Diaz yang menampilkan potret buram kebebasan pers di Filipina.

Dalam film ini diperlihatkan bagaimana perjuangan Maria Ressa, jurnalis dan pemimpin redaksi Rappler yang harus hidup di bawah bayang-bayang ancaman dan intimidasi karena kritis terhadap kebijakan perang terhadap para pengedar dan pengguna narkoba yang dijalankan presiden Duterte.

Eben Haezer, Ketua AJI Surabaya, mengatakan film tersebut dapat menjadi refleksi bagi jurnalis di Indonesia.

“Media dan jurnalis di Indonesia pun tak lepas dari ancaman, kekerasan, dan intimidasi ketika mereka kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang merugikan publik atau membuat pemberitaan yang dianggap negatif terkait kelompok-kelompok tertentu. Pelakunya bisa siapa saja, bahkan warganet sekalipun,” kata Eben Haezer dalam diskusi yang digelar di Manifesco Cafe Pamekasan tersebut.

Menurut Eben, meski ancaman kekerasan dan intimidasi masih membayang-bayangi pers di Indonesia, namun hal itu tidak semestinya menyurutkan profesionalisme dan independensi jurnalis. Sebab, bagaimanapun jurnalis harusnya bekerja untuk kepentingan publik.

“Karena itu, selain kritis, profesional, dan independen, perlu juga bagi jurnalis untuk memiliki keterampilan-keterampilan memetakan potensi-potensi bahaya yang mereka hadapi ketika melakukan kerja-kerja jurnalistik, dan bagaimana cara menghadapinya. Keterampilan itu yang belakangan ini dilatihkan terus oleh AJI,” sambungnya.

Terkait nobar dan diskusi film tersebut, Eben mengapresiasi antusiasme jurnalis dan mahasiswa yang hadir sebagai peserta. Dia pun berjanji AJI akan terus hadir di Madura Raya untuk mengampanyekan nilai-nilai jurnalisme yang independen, profesional, dan beretika.

“Kami akan upayakan agar di Madura ini akan ada kegiatan-kegiatan rutin yang dapat meningkatkan kompetensi jurnalis,” pungkasnya.

Komitmen itu selaras dengan harapan salah satu peserta, Mamak, dari Aliansi Jurnalis Sampang (AJS). Dia menyebut bahwa kehidupan pers di Madura Raya sangat dinamis. Dia mengakui bahwa jurnalis-jurnalis di Madura Raya perlu mendapatkan peningkatan kompetensi dan pemahaman untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas.

“Jadi tolong agar AJI juga hadir lebih sering ke Madura. Kalau perlu acara-acara bermuatan literasi seperti ini juga menyasar ke kampus-kampus dan pondok-pondok pesantren di Madura,” kata Mamak. (ajisby)

Post Comment