Sekitar 50 mahasiswa dari LPM Gema Keadilan, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro Semarang, hari ini Jum’at (26/10) melakukan kunjungan ke Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya. Selain untuk mengenal lebih dekat tentang AJI Surabaya, para mahasiswa juga diberikan wawasan seputar peliputan, salah satunya dengan tetap mengedepankan keselamatan jurnalis ketika meliput berita. Salah satu anggota AJI Surabaya, Andreas Wicaksono mengatakan, para jurnalis harus mengedepankan keselamatannya, karena tidak ada berita seharga nyawa. “Lebih baik kita kehilangan berita daripada kehilangan nafas,” ujarnya.
Diskusi tentang jurnalistik di jl. Dr. Cipto Surabaya, tepatnya di Perpustakaan C2O ini mendapat respon baik dari mahasiswa. Banyak dari peserta yang mempertanyakan independensi pers terutama di tahun politik. Salah satunya Haidar yang menanyakan tentang bagaimana independensi ruang redaksi, terlebih di tahun politik. “Bagimana ruang redaksi tetap mengedepankan berita netral, sementara saat ini banyak media yang berpihak terhadap salah satu partai politik?”
“Para jurnalis harus tetap netral, tidak boleh menerima suap maupun intervensi dari pihak manapun! Dalam menyajikan berita, jurnalis memiliki tanggung jawab yang penuh bagi masyarakat untuk mengabarkan kebenaran.” Ujar Dinie Nastiti Wardani anggota AJI Surabaya yang juga turut dalam diskusi ini.
Kunjungan ke AJI Surabaya adalah bagian dari agenda tahunan LPM Gema Keadilan. Selain ke AJI Surabaya, para mahasiswa juga mengunjungi beebrapa kantor berita dan LPM di Surabaya.