Beberapa mahasiswa langsung mengeluh ketika nobar dokumenter Penjaga Pitarah Bugis produksi CNN Indonesia terpotong, “Yaaaaah…”. Nobar ini menutup pertemuan kedua yang membahas teori penulisan naskah berita TV dan editing. Preview dokumenter ini terpaksa diputus karena waktu yang sudah habis.
Sejak siang, 27 mahasiswa semester dua Fakultas Komunikasi Universitas Widya Mandala Surabaya mendapat materi tentang dasar-dasar penulisan naskah, teori dubbing, dan editing. Awalnya para mahasiswa yang masih awam dengan teori berita, bingung dengan jenis-jenis berita televisi dan teori penulisan naskah. Tapi setelah diterangkan kembali, mereka dapat memahami.
Sebagai catatan, para mahasiswa yang masih di semester dua ini belum mendapat mata kuliah tentang jurnalistik. Maka wajar jika mereka agak kebingungan. Sisi positifnya adalah mereka mendapat teori ini lebih dahulu daripada teman-teman seangkatan mereka. “Mengintip” ini bisa bermanfaat untuk kuliah mereka kelak.
Teori dubbing diberikan dengan cara langsung mencoba membaca satu paragraf dari contoh naskah yang ditampilkan di layar, “BETAPAPUN KEJAHATAN YANG DILAKUKAN/ H/ HINGGA BERUJUNG KEMATIAN GURUNYA/ TETAPLAH TIDAK BISA MENGHILANGKAN HAK-HAKNYA SEBAGAI ANAK// MESKI HARUS MENJALANI HUKUMAN ATAS PERBUATANNYA/ H TETAP HARUS MENDAPATKAN PERLINDUNGAN/ TERUTAMA DARI SERANGAN PERUNDUNGAN ATAU BULLYING//” ini adalah paragraf yang dibaca secara oral oleh tiga orang mahasiswa yang diminta mencoba.
Pembacaan dilakukan dua kali. Yaitu sambil duduk dan berdiri. Dengan membaca sambil berdiri maka suara yang dihasilkan akan beda karena suara lebih keluar. Para peserta memang tidak mungkin mendapat teori dan teknik dubbing secara utuh dalam pelatihan ini karena akan memakan waktu yang lebih lama.
Teori editing yang diberikan diharap bisa memberi gambaran umum tentang bagaimana mengedit liputan yang sudah ditugaskan pada mereka usai pertemuan pertama, Kamis 1 Februari 2018.
Berita asli dari Ring Fokus