AJI Surabaya Ajak Mahasiswa ‘Melek’ Media Online

Adrianus Adhi ( tengah) di sela seminar nasional ‘Kreatif Media Online, Menuju Jurnalise Ideal’ di Kampus Perbanas Surabaya
Adrianus Adhi ( tengah) di sela seminar nasional ‘Kreatif Media Online, Menuju Jurnalise Ideal’ di Kampus Perbanas Surabaya

SURABAYA – Lembaga Pers Mahasiswa sudah saatnya menapaki media baru jurnalisme, yaitu media online atau siber.

Ini disampaikan Anggota AJI Surabaya, Adrianus Adhi, salah satu pembicara dalam Seminar Nasional ‘Kreatif Media Online, Menuju Jurnalise Ideal’ di Kampus Perbanas Surabaya, Sabtu (23/4/2016).

Seminar ini diprakarsai Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Surabaya.

“Peluang media mahasiswa di dunia online masih terbuka luas, sebab pengguna internet kita termasuk lima besar di dunia. Awal tahun ini tercatat ada 88 juta pengguna,” kata Adrianus Adhi dalam seminar tersebut.

Walau demikian, media mahasiswa juga harus berhati-hati dalam mempublikasi berita. Proses verifikasi, proses akurasi, serta proses jurnalistik yang lain dalam membuat berita tetap harus dilakukan.

“Jadi tak boleh asal cepat. Jika ada yang mengatakan jurnalisme online serba cepat, itu kasuistik saja. Tak semua fakta bisa diolah, lalu disampaikan dengan cepat,” tambahnya.

Ia mencontohkan dengan liputan peristiwa kecelakaan. Liputan seperti ini bisa dilakukan dengan cepat karena proses verifikasi fakta dengan wawancara bisa dilakukan saat itu juga.

Menurutnya banyak media seringkali mengabaikan proses tersebut, sehingga potret media siber sejak 1998 masih buram. Belum ada yang ideal.

DI Indonesia, lanjut Adri, ada lebih 2000 media online di internet. Dari jumlah itu yang bisa dikategorikan baik hanya berkisar 200 buah saja.

“Media masih banyak yang terjebak, sampai ada yang nekat mempublish berita hoax,” tambahnya.

Selain AJI Surabaya, Kholid Ranfsanjani, pembicara dari PPMI Nasional menambahkan bahwa media mahasiswa saat ini sudah banyak menapaki dunia online.

Dia juga mendorong agar media mahasiswa di Surabaya juga memiliki versi daring, atau online.

“Tak perlu takut dengan stigma media daring harus menuliskan pendek. Menulis panjang juga bisa dilakukan,” taambahnya.

Ketua panitia, M Iqbal mengatakan seminar tersebut juga menjadi babak baru PPMI Surabaya yang beranggotakan seluruh media mahasiswa di berbagai perguruan tinggi Surabaya dan Sidoarjo.

“Di seminar ini kami juga melaunching web PPMI Surabaya di alamat PPMISby.org,” kata Iqbal, Sabtu.

“Kami inginnya PPMI bisa menjadi media yang bukan abal-abal, dan kami bisa menjadi pelopor media online mahasiswa,” imbuhnya. (*)