Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, mengklaim menurunkan tingkat pengangguran terbuka pada 2013 sampai 0,12 persen dari semula 4,12 persen (2012) menjadi 4 persen (2013).
“Ini karena tingginya investor yang masuk, jadi membutuhkan banyak lowongan tenaga kerja. Kondisi ini mengurangi pengangguran,” kata Kepala Disnakertrans dan Kependudukan Provinsi Jatim Hary Soegiri dalam acara pelatihan tentang PRT (pekerja rumah tangga) bukan pembantu yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya di Prigen, Pasuruan, Minggu.
Ia mengatakan, jumlah penduduk di Jatim cukup besar. Pada 2013 ini, dari hasil survei jumlah penduduk mencapai 38.052.950 jiwa lebih tinggi daripada 2011 yang mencapai 37.781.599 jiwa (pada 2012 jumlah sama dengan 2013). Dari jumlah ini, penduduk yang usia kerja mencapai 28,53 juta (Agustus 2012), meningkat dibanding 2011 yang hanya 28,44 juta.
Sementara itu, angkatan kerja mencapai 19,90 juta (2012) naik menjadi 20,09 juta, dimana yang bekerja mencapai 19,08 juta (2012) meningkat menjadi 19,29 juta (2013). Tingkat pengangguran juga terlihat turun dari semula 819.563 (2012) menjadi 804.378 (2013).
Dari jumlah itu, persentase tingkat pengangguran terbuka di Jatim pada 2013 ini hanya sekitar 4 persen, lebih rendah daripada persentase 2012 yang mencapai angka 4,12 persen. Sementara, tingkat partisipasi angkatan kerja naik dari semula 69,62 persen (2012) menjadi 70,12 persen (2013).
Pihaknya menilai, Jatim mempunyai potensi besar untuk penanaman investasi. Para investor juga mendapatkan berbagai kemudahan menanamkan sahamya di daerah ini, sehingga membuat Jatim juga semakin maju.
Ia juga menegaskan, pemerintah terus berusaha untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan. Mereka diberikan pelatihan sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki.
“Kami siapkan tenaga yang kompeten dalam rangka mengisi lowongan pekerjaan ini. Pelatihan kami lakukan, dan kami berikan pemahaman pada lembaga pelatihan kerja agar terakreditasi,” katanya.
Ia menyebut, ada sekitar 740 lembaga pelatihan kerja di Jatim. Jumlah ini memang sangat besar, dengan berbagai macam program pelatihan. Mereka juga sudah diberikan bekal, dan mempunyai standar sesuai pemerintah, sehingga lulusan dari lembaga itu juga siap kerja.
“Kami targetkan, nantinya pengangguran itu hanya tenaga pasif saja,” katanya.
sumber : http://www.antarajatim.com/lihat/berita/117379/disnaker-jatim-klaim-turunkan-pengangguran-terbuka