SURABAYA – Komitmen Pemprov Jatim untuk menghapus lokalisasis di beberapa daerah di Jatim mulai bisa terealisasi. Ini terlihat dengan berkurangnya jumlah tempat prostitusi, dimana dari 47 lokasi menjadi 42 lokalisasi.
Laman surya.co.id melaporkan lokalisasi prostitusi tersebar di 33 kabupaten dan kota di Jatim. Sedangkan lima lokalisasi yang telah tutup itu ada di Blitar, kemudian Tulungagung (Ngunut dan Ngujang), dan Surabaya (Dupak Bangun Sari, dan Moro Seneng).
Kadinsos Jatim, Sudjono menjelaskan, pengurangan lokalisasi akan dilakukan setahap demi setahap. ”Dengan ditutupnya lokalisasi, termasuk Dupak Bangun Sari di Surabaya, jumlah tempat prostitusi di Jatim berkurang, yakni dari 47 lokalisasi menjadi 42 tempat. Pengurangan lokalisasi yang dilakukan Dinas Sosial Kabupaten dan Kota serta Jatim itu dengan memulangkan para PSK,” tukasnya kepada wartawan, Jumat (28/12/201).
Dijelaskan, untuk eks lokalisasi Bangun Sari, nantinya akan dijadikan tempat pemberdayaan masyarakat yang diajukan oleh Pemkot Surabaya kepada Pemprov Jatim. Adapun dana untuk pemulangan merupakan sharing antara Pemprov Jatim, Pemkab atau Pemkot, dan Kementerian Sosial. “Selain sharing dana, tutupnya lokalisasi ini juga atas partisipasi tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi pengurangan prostitusi,” terangnya.
Dia juga menambahkan, berkurangnya jumlah PSK itu bukan karena pemaksaan dari dinsos, melainkan atas kesadaran mereka untuk bangkit mengais rejeki yang halal. Sedangkan pada 2013 nanti, pihaknya menargetkan dapat menutup lokalisasi di Banyuwangi, Tuban, Nganjuk dan juga Surabaya. Tiap-tiap PSK itu diberi uang saku Rp 3 juta dan diberi surat penyataan agar tidak kembali lagi menjadi wanita penghibur pria hidung belang.
sumber: surya.co.id