Ancam Bunuh Wartawan, Kemenag Pamekasan Didemo

Wartawan demo di Kantor Kemenag Pamekasan, Kamis (20/12/2012).  (surya/muchsin)
Wartawan demo di Kantor Kemenag Pamekasan, Kamis (20/12/2012). (surya/muchsin)

PAMEKASAN – Sekitar 60 wartawan dari media cetak, eletkronik dan online yang tergabung dalam Kaukus Jurnalis Pamekasan (KJP) unjuk rasa

ke kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Kamis (20/12/2012).

Unjuk rasa yang berlangsung satu jam ini diwarnai bentrok, antara wartawan dengan staf Kemenag. Tanpa alasan yang jelas, salah seorang wartawan tabloid, dihajar staf Kemenag hingga terhuyung.

Akibat kejadian itu, kondisi nyaris tidak terkendali. Wartawan berusa menerobos barisan polisi yang siaga di depan pintu masuk kantor Kemenag, sehingga antara wartawan dengan petugas saling dorong.

“Jadi benar Kemenag tempatnya preman. Buktinya, kami datang baik-baik ke sini untuk klarifikasi pernyataan kepada Kepala Kemenag, namun disambut pukulan staf Kemenag,” kata Rozi, reporter JTV, yang juga  kordinator lapangan dengan nada lantang, seperti dilansir, surya.co.id.

Kejadian itu menarik perh

atian karyawan Kemenag, yang menggelar lomba menggunakan bakiak di halaman Kemenag, berkaitan dengan hari ulang tahun (HUT) Kemenag. Para wartawan demo denga membentangkan sejumlah poster dan spanduk bertuliskan “Normaluddin Mantan Preman”, “Kemenag Sarang Korupsi”, dan “Normaluddin Arogan”.

Kedatangan wartawan ini  memprotes tindakan Kepala Kemenag Pamekasan, Normaluddin, yang mengaku mantan preman, ulama dan mantan wartawan hendak menyingkirkan dan menghabisi wartawan dengan menyiapkan dana ratusan juta rupiah.

Wartawan demo di Kantor Kemenag Pamekasan, Kamis (20/12/2012).  (surya/muchsin)
Wartawan demo di Kantor Kemenag Pamekasan, Kamis (20/12/2012). (surya/muchsin)

Beberapa waktu lalu, Normaluddin dan stafnya mendatangi Sukma Firdaus wartawan lokal Radar Madura, di kantornya. Saat itu Normaluddin ingin klarifikasi berita pemotongan gaji. Namun Normaluddin marah-marah sambil menggebrak meja.

Ketika itu Normaluddin mengakatan dirinya mantan wartawan, juga bajingan dan ulama yang kebetulan jadi Kepala Kemenag. “Jangan macam-macam dengan saya. Saya mempunyai anak buah dan semuanya pernah membunuh orang. Saya sudah siapkan uang ratusan juta untuk menyingkirkan anda. Bahkan menyeret anda ke penjara,” ujar Normaluddin, seperti yang ditirukan Sukma Firdaus, wartawan Radar Madura.

Berselang tidak berapa lama, Normaluddin yang dijemput petugas ke ruangannya ke luar menemui wartawan dan mengatakan, ia menemui wartawan karena lembaganya dicemarkan dan fitnah.

Maksud kalimat ingin menyingkirkan itu kata Normaluddin, ia akan memberi tahu pimpinan redaksi yang bersangkutan dan melaporkan ke Polres. “Saya memang mengatakan menyiapkan uang ratusan juta untuk menyingkirkan wartawan itu,” kata Normaluddin.

Jawaban Normaluddin itu mengundang kemarahan wartawan. Wartawan bergantian menghujat Normaluddin, yang tidak pantas sebagai Kepala Kemenag.

Usai berunjuk rasa, sejumlah wartawan mendatangi Polres Pamekasan, melaporkan tindakan staf Kemenag yang memukul wartawan. “Kalau begitu, Kemenag ini benar-benar sarang preman,” kata Rozi.

(sumber: surya.co.id)